Jumat, 24 Februari 2012

Kerukunan Antar Umat Beragama yang Patut Diteladani

Indonesia merupakan negara Bhineka Tunggal Ika dengan perbedaan suku, ras, dan agama. Dengan kondisi geografis yang berpulau-pulau sangat suit mempertahankan kesaatuannya tanpa partisipasi dan kesadaran masyarakat. Rasa saling menghargai, saling menghormati, saling tengang rasa, dan menyadari perbedaan kita adalah kesatuan yang memperkokoh bangsa adalah kunci penting bagi keberlangsungan bangsa ini.


Siyono Kidul merupakan contoh kecil dari perbedaan yang ada di Indonesia. Kehidupan umat beragama mampu hidup saling berdampingan dan melengkapi guna memperlancar baik pembangunan mental maupun pembangunan spiritual. Mungkin pada awalnya terdapat kotak-kotak wilayah namun tetap saling menghargai. Sejalan dengan waktu, kotak-kotak tersebut mulai terkikis dan terciptalah kebersamaan dan kerukunan yang begitu indah.

Tidak ada peraturan dan perjanjian tertulis di dalam masyarakat ini. Namun, dengan kesadaran pribadi masing-masing, masyarakat mampu menyisihkan dan menyeimbangkan waktu mereka untuk urusan dunia dan ukhrawi mereka masing-masing sesuai dengan kepercayaan yang mereka anut. Kegiatan keagamaan khusus untuk malam Jum'at dan malam Minggu diluangkan untuk benar-benar mendekatkan diri kepada Tuhan. Untuk umat Muslim, kegiatan keagamaan diisi dengan pengajian rutin yang pematerinya merupakan warga setempat. Untuk umat non-Muslin (Kristen dan Katholik), malam Minggu dan hari Minggu merupakan hari kebaktian ke gereja untuk berdoa.

Kerukunan ini merupakan little Indonesia yang harus kita budayakan dan kembangkan dari Sabang sampai Merauke. Penempatan porsi urusan agama dan urusan dunia harus diseimbangkan guna memperkokoh rasa persatuan yang telah terpupuk. Harus kita sadari bahwa semua agama pasti mengajarkan kebaikan dan melarang umatnya menjalankan kemaksiatan terutama permusuhan. (NFR)

Picture from : http://www.kabargereja.tk/2011/08/umat-kristen-di-indonesia-hormati-umat.html

0 komentar:

Posting Komentar